Jika berbicara sepatu yang bisa memancarkan aura seksi wanita, maka sepatu stiletto-lah jawabannya. Mungkin itulah alasannya, mengapa stiletto bisa masuk ke dalam daftar '50 sepatu yang mengubah dunia'.
Sebuah buku karya Design Museum yang bertajuk 'Fifty Shoes That Changed The World', mengungkapkan beberapa sepatu yang dinilai telah memberikan pengaruh terhadap dunia, baik dalam sudut pandang mode atau secara umum. Salah satunya, adalah sepatu stiletto.
Stiletto merupakan salah satu sepatu yang paling digemari oleh para wanita hingga saat ini. Kesan seksi dan efek jenjang membuat wanita terus menerus memakainya, bahkan sampai mengacuhkan rasa sakit serta pegal yang ditimbulkan. Hak stiletto yang tipis membuat otot betis bekerja lebih keras dan bertumpu pada hak tinggi yang runcing.
Menurut buku yang sama, kata 'Stiletto' berasal dari bahasa Latin, 'stilus' yang artinya jarum atau paku. Selama masa Renaissance, kata tersebut merupakan nama senjata berupa pisau berbentuk tipis, yang biasa digunakan oleh para pembunuh.
Sepatu dengan hak lancip itu begitu digemari setelah perang dunia ke-dua. Jika dilihat ke masa lampau, terutama pada abad ke-18, penampilan sepatu tersebut mendapat modifikasi oleh desainer Prancis, Roger Vivier pada tahun 1950-an.
Desainer yang tutup usia pada tahun 1998 itulah yang memberikan nama Stiletto. Tak hanya ramping dan indah, sepatu karya Vivier juga kuat karena hak sepatunya terbuat dari baja yang kemudian dilapisi oleh kayu dan plastik.
Sepatu high heels diketahui dapat memberikan ilusi memanjangkan serta merampingkan kaki si pemakai. High heels juga dapat membuat postur tubuh menjadi tegak dengan menekan bokong dan membusungkan dada.
Oleh karena itu, sepatu stiletto sering menjadi simbol keseksian wanita. Bahkan sepatu stiletto seringkali menjadi fantasi seks bagi para sadomasochist (orang yang menyukai seks dengan kekerasan).