Berbeda dengan kaum wanita yang khawatir jika menunda pernikahan terlalu lama karena alasan usia biologis, kebanyakan pria cenderung lebih santai. Mereka menganggap pertambahan usia tidak berpengaruh besar terhadap kesempatan untuk memperoleh momongan.
Padahal kempatan seorang pria untuk menjadi ayah akan berkurang seiring dengan usia. Sebuah riset terbaru menunjukkan bahwa menginjak usia 41 tahun kuantitas dan kualitas sperma sudah "terjun bebas" sehingga kesempatan pria untuk memiliki anak ikut berkurang.
Selama beberapa tahun, para ahli yang membuat kesimpulan ini telah memeriksa beberapa pasien yang menjalani prosedur bayi tabung (IVF) dengan menggunakan ovula donor. Dalam hal ini, ovula donor diambil hanya dari perempuan muda yang sehat.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pria berusia di atas 41 tahun mempunyai kesempatan lebih kecil mendapatkan anak. Di usia ini kesuburan pria setiap tahunnya akan berkurang sebesar 7 persen. Kondisi ini terus berlanjut sampai usia 45 tahun.
Peneliti mengatakan, jika pada usia 41 tahun peluang pria mendapatkan anak sebesar 60 persen, maka pada usia 45 tahun kesempatan mereka untuk memiliki anak tidak lebih dari 35 persen. Dengan kata lain sebenarnya juga memiliki jam biologis dan tidak bisa terus subur sepanjang hidup mereka.
Bahkan beberapa riset membuktikan, seorang anak (dari ayah usia lebih tua), memiliki peningkatan risiko cacat jantung, skizofrenia, dan epilepsi. Meski begitu pendapat lain menyebutkan sperma laki-laki memiliki kemampuan untuk memperbaharui dan tidak semua ayah usia tua memiliki bayi tidak sehat.
Untuk memastikan kualitas sperma tetap baik Anda bisa memulainya dengan menjalankan gaya hidup sehat seperti diet sehat, tidak merokok, kurangi minuman alkohol, hidup aktif, dan menghindari mandi air panas karena sperma suka suhu dingin.
Sumber : Kompas.com