Akibat tingginya harga bensin ditambah dengan suku bunga yang terus melambung membuat produksi dan penjualan mobil di India jatuh. Ini adalah kondisi terburuk di industri otomotif India dalam 5 tahun terakhir.
Industri otomotif India kini sedang terpukul, kenaikan harga BBM, suku bunga tinggi dan kondisi ekonomi yang memburuk telah mengakibatkan penurunan penjualan mobil di India.
Kebanyakan produsen mobil harus berurusan dengan stok yang menumpuk, dan ini yang membuat mereka mengambil keputusan untuk mengurangi produksi.
Selain itu, pabrikan-pabrikan mobil besar yang ada di India seperti General Motors, Maruti Suzuki, Hyundai, dan lainnya pun masih harus menerima kenyataan bahwa telah terjadi penurunan permintaan, pertumbuhan penjualan yang rendah dan persaingan yang berat.
Maruti Suzuki saja telah melakukan penurunan produksi mobil hingga 10 persen dengan memotong jumlah produksi mobil-mobil laris mereka seperti Alto, wagon R, Dzire dan SX4.
Sedangkan Hyundai Motor berencana meningkatkan ekspor untuk mengurangi persediaan mobil yang menumpuk di India.
"Mengingat kelesuan di pasar domestik, kami telah menggeser beberapa produksi ke jalur ekspor. Kami menikmati fleksibilitas ini karena kami ekspor ke sekitar 120 negara," ujar direktur Hyundai India bidang pemasaran dan penjualan, Arvind Saxena.
Volkswagen juga telah memangkas produksi sebanyak 20-25 persen bersama dengan General Motors yang telah mengurangi produksi dua model mobilnya, Aveo dan Beat.
Bahkan bukan hanya produsen mobil semata yang terkena masalah, produsen komponen mobil juga terkena dampak parah karena produsen mobil mengurangi pesanan komponen.
Dalam catatan Society of Indian Automobile Manufacturers (SIAM) seperti detikOto kutip dari Rush Lane, Jumat (25/11/2011), pada bulan Oktober telah terjadi penurunan penjualan lebih dari 24 persen dan mereka pun dengan terpaksa harus menurunkan target penjualan mobil di India untuk bulan-bulan mendatang juga.
"Kami telah menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menyebabkan penurunan yang signifikan dalam produksi kami, yang kami coba untuk produksi sekarang," ungkap Managing executive officer (marketing & sales) Maruti Suzuki, Mayank Pareek.
"Tapi kondisi pasar semakin kaku karena permintaan telah bergeser ke mobil diesel dan penjualan massal kami berasal dari mobil bensin, sehingga kita harus mengakhiri tahun fiskal dengan negatif," imbuhnya.
Hal itu pun dibenarkan oleh PricewaterhouseCoopers India, Abdul Majeed yang mengatakan bahwa sebagian besar perusahaan mobil disana saat ini tengah mengalami masalah penumpukan stok yang luar biasa tinggi, khususnya model bensin dan menemukan kesulitan untuk menjualnya.
"Ini mungkin saat yang paling sulit yang dialami oleh perusahaan mobil India dimana, selain bahan bakar dan suku bunga, sentimen global juga mempengaruhi keputusan pembelian," pungkas Majeed.
Sumber : Detik.com