
Setelah tiga tahun hampa gelar di turnamen Indonesia Open Super Series, kerinduan suporter 'Merah Putih' terpenuhi. Adalah Simon Santoso yang menghadirkan senyuman di Istora Senaya.
Sony Dwi Kuncoro dan ganda putri Vita Marissa/Liliyana Natsir adalah wakil Indonesia terakhir yang bisa menjadi juara di turnamen ini, tepatnya pada tahun 2008. Sejak itu, tiga tahun berturut-turut tidak ada pebulutangkis tuan rumah yang menjadi juara di kandang sendiri, di kelima nomor yang ada.
Tapi kekecewaan sedikit berkurang karena Simon berhasil menyabet gelar juara tunggal putra. Pada pertandingan finalnya melawan pemain China, Du Pengyu, hari ini, Minggu (17/6/2012), ia menang 21-18 13-21 21-11.
"Pertama-tama saya mengucap syukur saya bisa menang. Untuk permainan tadi, dari pertama strategi saya memang harus lebih sabar. Dia
defense-nya kuat, ulet dan saya harus bisa sabar mengolah permainan lalu menyerang," tukas Simon dalam jumpa pers usai laga.
"Di set kedua saya terlalu ragu-ragu. Saya sempat tertinggal jauh dan melepas saja untuk ambil set ketiga. Lalu di set ketiga saya bisa mengolah permainan lagi dan mulai bisa meninggalkan poin dia, meskipun di awal-awal sempat kesulitan. Yang penting main saya benar dulu, menang atau kalah nanti dulu lah. Akhirnya bisa menang," sambungnya.
Simon jadi satu-satunya pebulutangkis tuan rumah yang berhasil merebut medali juara. Harapan kedua di nomor ganda campuran kandas setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dikalahkan pasangan Thailand di final.
"Saya senang akhirnya bisa memberi gelar juara setelah Indonesia kosong (gelar) tiga tahun. Apalagi ini juga buat penonton yang tidak lelah memberi dukungan kepada kita. Kita harus apresiasi semua pemain (meskipun akhirnya ada yang gagal juara), tapi mereka sudah memberi yang terbaik," pungkas Simon.