Masa resesi membuat banyak pria harus berputar otak untuk mempertahankan pekerjaannya. Bila terpaksa, mereka bersedia mengorbankan kehidupan pribadinya. Misalnya saja, ketimbang kehilangan pekerjaan, mereka lebih memiliih untuk melewatkan kesempatan untuk berhubungan seks.
Hal ini merupakan temuan kasino online Roxy Palace, yang sebelumnya mengadakan jajak pendapat terhadap 700 pria usia 21-50 tahun (lajang maupun menikah). Responden dipilih yang memiliki pekerjaan tetap dan penuh waktu di Inggris. Jajak pendapat dilakukan untuk mengetahui keputusan mereka jika diminta memilih antara karier dan seks. Sebanyak 43 persen pria mengaku bersedia hidup selibat jika itu dapat mempertahankan pekerjaan mereka.
Keputusan ini jelas bukan merupakan hal yang mudah. "Ini dilema! Jika harus memilih salah satunya, saya memilih untuk hidup tanpa seks. Tidak mungkin saya mampu membayar kredit rumah dan tagihan-tagihan lain jika saya kehilangan pekerjaan, dan seluruh keluarga akan mengalami krisis. Syukurlah, ini bukan pilihan sesungguhnya yang harus saya buat," tutur seorang responden.
Namun, keputusan untuk mendahulukan pekerjaan rupanya menjadi pilihan pria-pria yang menikah. Sedangkan mereka yang masih lajang ternyata tidak bersedia hidup tanpa seks. Biarlah untuk sesaat kehilangan pekerjaan, toh mereka masih bisa mencari pekerjaan lain.
"Antara kehilangan pekerjaan atau seks, sebenarnya tidak bisa dibandingkan. Saya bisa menemukan pekerjaan lain tanpa kesulitan, tapi saya tidak bisa membayangkan jika harus hidup tanpa seks," papar responden lainnya.
Hasil jajak pendapat ini memberikan pandangan mengenai prioritas laki-laki, sesuai dengan status hubungannya. "Kita semua tahu betapa sulitnya mempertahankan pekerjaan (pada masa resesi), sehingga mungkin tidak mengejutkan bila 43 persen pria mengatakan mereka bersedia hidup tanpa seks, jika hal itu bisa membuat mereka tetap bekerja," ujar juru bicara Roxy Palace.
Bagi banyak laki-laki, kehilangan pekerjaan sama saja dengan kehilangan atap untuk melindungi anak-anaknya. Dengan demikian, banyak orangtua yang harus siap melakukan apa saja untuk mencegah hal itu terjadi, termasuk hidup tanpa seks. "Namun pria-pria bujangan atau mereka yang belum mempunyai anak lebih cenderung memikirkan pekerjaan sebagai suatu komoditi sekali pakai, sesuatu yang bisa digantikan dengan mudah," lanjutnya.
Tidak aktif secara seksual, dikhawatirkan oleh para pria tersebut akan membuat mereka impoten. Dan kondisi ini jauh lebih menimbulkan depresi ketimbang menganggur sementara.