Hal ini tak dipungkiri bisa terjadi pada siapa saja. Bertemu dengan sosok pria, tampan, sopan dan smart, namun sayangnya ia sudah tak single lagi. Lantas bagaimana dong, masa iya sih menyia-nyiakan waktu dan mengurungkan niatan untuk flirting padahal senyumnya begitu manis.
Tak ada larangan untuk tidak flirting pada si dia, namun Anda harus memikirkan baik-baik dampak yang akan terjadi.
Bisa jadi setelah flirting ia akan dekat dengan Anda, dan terjadilah tukar menukar nomor handphone, jadilah Anda curhat, dan menyempatkan untuk bertemu di luar. Lantas, apa dong namanya kalau bukan 'Anda masuk ke zona cheating' ?
Katakan saja, pria itu mirip dengan kucing, yang apabila ada ikan asin, ia tak akan pernah bisa menolaknya. Tentunya sekalipun si empunya sudah memberikan sekotak makanan lezat di rumah, ia juga tak akan melewatkan ikan asin yang ditemuinya di jalan. Dengan lahap lantas si kucing menghabiskan ikan asin.
Demikian juga pria yang doyan flirting. 99% pria yang hobby flirting adalah mereka yang kemudian bergerak ke zona cheating. Jelas saja, pria semacam ini bukanlah pria setia. Ia sudah tahu bahwa ia tak lagi single, tapi tetap saja masih ngotot untuk memamerkan pesonanya. Tak peduli alasan apa yang dipakainya untuk flirting, entah si dia bosan dengan pacarnya, sudah tak cocok dengan pacar, atau ortunya tak setuju dengan pacar yang sekarang, flirting itu tetap sebuah gejala selingkuh.
Lantas ke mana 1% pria tadi? Well, 1% pria yang doyan flirting adalah mereka yang narsis dan ingin memelihara kepercayaan diri . Mereka flirting untuk selalu meyakinkan diri sendiri, bahwa mereka itu tampan dan mempesona. Mereka memang tak ada niatan untuk selingkuh, namun sayangnya kekasih mereka tak mampu membuat mereka percaya bahwa mereka itu punya 'kelebihan'.
Masih minat flirting kepada si dia yang sudah tak single lagi? You better not playing with the fire, dear.