Warga Jakarta dan di kota-kota besar lainnya kini mulai disibukkan dengan persiapan mudik ke kampung halaman. Bahkan, tak sedikit dari mereka telah mudik. Berbagai moda transportasi mereka pakai. Mulai yang konvensional, seperti kereta, bus, pesawat, hingga yang unik bahkan ekstrem. Moda transportasi apa sajakah itu?
Berikut, beberapa moda transportasi yang tergolong unik dan ekstrem pernah digunakan oleh para pemudik. Di antaranya adalah, bajaj, truk bak terbuka, motor, hingga sepeda onthel. Berikut penjelasannya:
1. Sepeda onthel Pasti tidak ada yang percaya kalau ada orang yang nekat mudik ke kampung halaman berjarak lebih dari seribu kilometer menggunakan sepeda onthel saja. Tapi itulah yang dialami oleh Aji Eka Sapta, mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad).
Sepeda yang dia gunakan bukan sepeda yang umumnya digunakan untuk perjalanan antarkota, melainkan sepeda yang biasa digunakan di dalam kota, yaitu sepeda "fixed gear" atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan sepeda fixie.
Sepeda fixie atau "fixed gear" merupakan jenis sepeda yang tidak memiliki gear dinamis belakang karena semuanya dibuat tetap. Oleh karena itu, sepeda ini tidak memiliki rem, maka satu-satunya cara untuk memberhentikan sepeda ini hanyalah mengandalkan kekuatan pedal dengan menahan laju atau mendorong pedal ke belakang.
"Saya ingin menjadi pesepeda fixie pertama di Indonesia yang menempuh jarak 1.200 kilometer," ujar Aji seperti dikutip antara, (15/8/2011) lalu.
2. Bajaj Percaya atau tidak, bajaj pernah dipakai untuk mudik. Moda transportasi butut tersebut harus menempuh rute puluhan hingga ratusan kilometer untuk mencapai kampung halaman si pengemudi. Adalah Subagyo, warga Cirebon, Jawa Barat ini memakai bajaj untuk mudik lantaran dia telah berprofesi selama belasan tahun sebagai sopir bajaj di Jakarta. Meski tidak secepat mudik menggunakan motor, namun mudik menggunakan bajaj lumayan terhindar dari hembusan angin malam yang kadang mengganggu.
"Meski perjalanan menggunakan kendaraan roda tiga dari Jakarta cukup melelahkan karena laju kendaraan hanya kurang dari 40 kilometer per jam, apalagi kondisi mesin berusia puluhan tahun, tetapi kami tetap menikmatinya," kata Subagyo di Cirebon 28 Agustus 2011 lalu.
3. Truk Biasanya, truk bak terbuka dipakai untuk mengangkut material atau pun bahan-bahan bangunan. Tapi apa jadinya bila truk dipakai untuk mengangkut para pemudik antar kota antar provinsi. Setidaknya inilah yang dialami oleh Amyati, gadis asal Tegal, Jawa Tengah ini terpaksa mudik memakai truk bak terbuka, bersama dengan beberapa rekannya satu kampung.
"Saya mudik bareng temen saya dan bos saya naik truk," kata wanita yang biasa dipanggil Ami ini 2011 lalu. Untuk menghindari angin kencang, di atas bak ditutupi oleh terpal dengan beberapa potong bambu sebagai penyangga.
"Lumayan biar gak kehujanan," kata Ami polos waktu itu.
Ami mengaku tidak risih meski harus mudik naik truk. Malu? Tidak juga, karena biasanya truk berangkat dari Jakarta usai waktu sahur. "Udah biasa, gak malu," kata Ami dengan logat Tegal yang kental.
4. Motor Bukan hal baru lagi motor dipakai untuk mudik. Setiap tahunnya, ribuan pemudik menggunakan motor menghiasi jalan-jalan sekitar Pantura. Tak cuma sendirian saja, bahkan kadang satu motor diisi oleh enmpat orang, yang terdiri dari suami, istri dan dua orang anak. Parahnya, tak cuma dipenuhi oleh orang, motor yang dipakai untuk mudik juga dipenuhi oleh barang-barang untuk oleh-oleh ke kampung halaman.
Pulang ke kampung halaman dengan membawa motor, apalagi motor baru memang banyak dilakukan oleh pemudik. Bisa jadi, dengan pulang bawa motor baru, para tetangga di kampung menganggap si pemudik sukses di ibu kota.
Catatan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan, pada Juli 2012 terjual 585.658 unit motor. Jumlah itu meningkat bila dibandingkan dengan penjualan Juni yang berada di angka 550.488 motor.
Mudik menggunakan motor sangat berisiko. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pun bahkan sempat melarang pemudik Jakarta menggunakan motor. Tak cuma Fauzi Bowo, Kapolri Jenderal Timur Prabowo pun juga melarang.
"Sepeda motor menempati peringkat tertinggi tingkat kecelakaan tahun lalu dengan 76 persen kasus," kata Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo dalam Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Ketupat 2012 di Silang Monas, Jakarta, Jumat (10/8) lalu.