Cinta...oh...cinta, bisa membuat orang berbunga-bunga, namun juga berkuasa membuat seseorang terkubur dalam pedihnya luka patah hati.
Jika ditanya apa arti cinta bagi Anda, maka apa jawab Anda? Apakah cinta itu identik dengan hidup bahagia selama-lamanya seperti yang diungkapkan dalam ending cerita Cinderella?!
Sayangnya, banyak orang di dunia ini, khususnya muda-mudi yang belum mencicipi kerasnya hidup berumah tangga, menganggap bahwa cinta itu hanya berkaitan dengan hal-hal yang indah saja,
hidup bahagia selama-lamanya.
Kali ini kita akan mengintip lima fakta tentang cinta sesungguhnya yang mencengangkan, karena yang ini memang bukan rayuan gombal belaka.
"Aku bisa hidup tanpamu." Kebanyakan orang yang sedang dimabuk cinta mengobral kata-kata yang sebaliknya, bahwa mereka tidak mungkin bisa hidup tanpa pasangan mereka. Cinta semacam ini hanyalah cinta romantis belaka.
Ingatlah, pacaran selama 4 jam akan jadi sangat berbeda jika Anda harus menghadapi pasangan selama 24 jam terus menerus. Ketika tiba saatnya pasangan terbentur dengan realita dan kebutuhan pasangannya yang seakan tidak ada habisnya, maka sifat egois pun mulai muncul.
Kita tidak lagi saling mengutamakan satu sama lain. Kita tidak lagi banyak memberi, namun justru jadi banyak menuntut. Semuanya jadi berbeda dari saat pacaran dulu.
Oleh karena itu, kemudian muncul berbagai konflik. Yang dulu merasa cocok, kini serasa tak klop lagi. Yang dulu merasa cinta dan memuja, sekarang hanya tinggal kekecewaan dan kebencian. Inilah penyebab mengapa banyak pasangan kemudian memutuskan untuk bercerai.
Kenyataan juga mengatakan bahwa ketika kita kehilangan cinta pertama, maka kita masih bisa memperoleh cinta kedua, ketiga, dan seterusnya. Buktinya, ada pacar pertama, kesembilan, kedua puluh, dan seterusnya.
Oleh sebab itu, jangan terlalu muluk-muluk! Anda memang membutuhkan pasangan. Keberadaannya memang membuat Anda menjadi lengkap dan lebih baik, namun bukan berarti Anda akan mati jika tanpa dia.
"Cintaku padamu pasti akan berubah." Jika manusia berubah, maka jaminan apa yang dapat Anda berikan pada pasangan Anda bahwa cinta Anda takkan berubah?!
Cinta seseorang bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu, timbulnya konflik, sakit-penyakit, serta beragam masalah lainnya.
Cinta tidak selalu di atas awan. Ada kalanya Anda akan merasa jengkel dan benci pada pasangan. Ada kalanya Anda ingin lari meninggalkannya. Lalu, apa yang membuat seseorang tetap bertahan walau cinta telah mati? Komitmen, tanggung jawab, dan nurani Anda, itulah yang akan menahan Anda untuk melakukan hal-hal yang buruk pada pasangan di saat cinta lenyap.
"Kamu bukanlah segalanya bagiku." Tidak ada seorangpun yang bisa menjadi segalanya bagi orang lain. Mungkin saat pacaran, Anda merasa bahwa cukup ada si doi, maka yang lain tidak diperlukan. Salah besar!
Ketika masuk dalam kehidupan rumah tangga, maka pasangan tidak akan selalu ada untuk Anda. Dia harus bekerja menafkahi Anda kan?! Dan, Anda tak mungkin mengikutinya terus ke mana ia pergi.
Oleh karena itu, penting sekali bagi wanita (pria juga) untuk tetap memiliki sahabat-sahabat sesama jenis walau jika ia sudah menikah.
Jika pasangan Anda sedang lelah, maka merekalah yang bisa menemani Anda untuk pergi shopping. Lagian, ada banyak hal yang lebih asyik jika dilakukan bersama teman wanita daripada suami.
"Aku tidak bisa selalu ada untukmu." Walau sudah menikah, tak berarti ke mana pun pasangan pergi, maka di situ jugalah Anda berada. Ada kalanya kita harus pergi ke pesta sendiri, makan malam sendiri, mengantar anak-anak sekolah sendiri.
Kita tak bisa selalu berdua-duaan.
Hubungan cinta yang sehat bukanlah hubungan yang selalu nempel seperti perangko, namun hubungan yang mandiri.
Menikah atau memiliki pasangan tidak seharusnya membuat Anda 'lumpuh', tak bisa berbuat apa-apa tanpa si dia. Menikah seharusnya membuat Anda lebih maju, karena pasangan akan menolong Anda untuk lebih produktif dengan potensi yang Anda miliki. Sebab, terkadang malah pasangan kitalah yang lebih bisa mengenali potensi diri kita daripada kita sendiri.
"Kita tidak sama." Memang setelah menikah, pasangan suami istri akan menjadi satu secara fisik melalui hubungan seks yang ada. Namun, secara psikis, kita tetaplah berbeda.
Kenyataan mengatakan bahwa kita tidak selalu memiliki sudut pandang yang sama, namun kita tetap memiliki tujuan yang sama. Kita tidak makan dengan cara yang sama atau mencuci piring dengan pola yang sama. Kita tetap berbeda dan memiliki keunikan sendiri-sendiri. Bukankah perbedaan itu yang membuat kita saling melengkapi?!
Jadi, mari kita menghadapi kenyataan cinta yang sesungguhnya agar kita siap menjalani hubungan bersama pasangan dengan baik.