Keangkuhan datang bersamaan dengan cemooh dan hal-hal merusak lainnya. Bila keangkuhan tiba, maka yang menyusul kemudian adalah kejatuhan, hinaan, cemooh, dan reaksi negatif lainnya. Dalam semua hubungan, sikap angkuh selalu membawa pada kehancuran. Lalu pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan diri kita? Mari kita uji diri sendiri.
Cemooh Apakah akhir-akhir ini Anda senang mencemooh pasangan atau orang lain? Apakah saat seorang teman curhat dan mencemooh pasangannya, diam-diam Anda juga mengutuki dirinya dari dalam hati?
Orang yang memiliki kesombongan dalam hatinya cenderung memandang bahwa dirinya jauh lebih baik dari orang lain. Semua ini salah-
nya dan Anda hanya korban. Semua tampaknya salah dan Anda benar. Yah kira-kira begitulah yang ada dalam pikiran si angkuh.
Saat seseorang merasa bahwa ia lebih baik atau lebih benar daripada orang lain, maka ia cenderung mulai mencemooh 'ketidakberesan' orang lain. Ia mulai 'membenahi' orang lain agar bisa sebaik dirinya.
Jika hal itu mulai terjadi, maka bisa menyebabkan terjadinya pertengkaran. Karena siapa juga yang suka 'dibenahi' atau dianggap salah. Bila sudah bertengkar, maka yang tersisa hanya permusuhan. Benar-benar runyam memang, akibat yang ditimbulkan oleh orang yang memiliki hati 'lebih' dari orang lain ini.
Mengeluh Hmm, yah...ini merupakan salah satu tanda seseorang sedang sombong. Mengapa? Karena ia merasa bahwa hal-hal buruk tak seharusnya terjadi pada dirinya. Oleh karena itu, bila sikon tak berpihak padanya, lalu keluhan mulai muncul, maka eng...ing...eng. "Tak pantas- tak pantas aku mengalami keadaan ini..." Mungkin demikian syair lagu yang bakal diciptakannya.
Bicara Angin Selain suka mencemooh dan mengeluh karena merasa lebih baik, si angkuh juga suka bicara angin alias bicara besar, sesuatu yang tidak ada isinya. Misalnya, minggu lalu dia habis belanja di Singapura, dan semalam dia baru saja makan malam di Malaysia.
Hal yang dibicarakannya bisa jadi tidak pernah terjadi, namun mungkin ada yang memang terjadi sungguh. Lalu, bagaimana membedakannya? Tak ada yang tahu, kecuali dia sendiri.
Dalam setiap cerita yang dibawakannya, tak pernah ada cacat tentang hidupnya. Hanya sukses, menang, belanja, uang banyak, dan hal-hal gombal lainnya. Oh, tolong deh siapa juga yang bakal percaya kalau dalam dunia ini ada manusia yang luput dari masalah.
Sebenarnya si angkuh ini adalah seorang yang menderita. Mengapa? Karena ia tidak mau menerima bahwa dirinya tak sesempurna yang seharusnya. Selain itu, ia juga selalu memakai topeng kepalsuan, tidak bisa menjadi diri sendiri karena takut ditolak orang lain. Lucunya, si angkuh juga menolak untuk mengaku bahwa ia angkuh.
Anda tahu siapa si nona angkuh ini? Dia adalah saya dan Anda. Anda tidak terima? Maka berarti Anda sudah angkuh. Anda marah dan mencemooh saya sebagai penulis yang menghakimi? Maka dari situpun Anda 'mengaku' bahwa Anda angkuh.
Lalu bagaimana supaya tidak angkuh? Selalu mawas! Waspadailah keadaan hati dan pikiran kita. Saat kita berpikir bahwa kita angkuh, maka sebenarnya kita tidak sedang demikian, namun jika kita berpikir sebaliknya, maka itu berarti kita sedang angkuh. So, watch ourselves!