Pasangan ganda campuran unggulan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir naik ke peringkat tiga dunia berdasarkan rangking Federasi Bulutangkis Dunia.
Ganda campuran yang baru berusia dua tahun itu memberikan kemenangan fenomenal dengan meraih dua gelar juara Eropa dalam dua pekan yakni turnamen All England 2012 dan Swiss Terbuka Grand Prix Gold 2012.
Tontowi/Liliyana berhasil mengakhiri penantian 33 tahun setelah berhasil meraih medali emas salah satu turnamen bergengsi dan tertua, All England.
Pada 1979, Christian Hadinata/Imelda Kurniawan menjadi pasangan terakhir Indonesia yang meraih titel All England.
Sepekan kemudian mereka memberi kejutan sekaligus hadiah kepada masyarakat Indonesia dengan merebut gelar juara Swiss Terbuka Grand Prix Gold, di Basel, Swiss, Minggu (18/3).
Kemenangan Tontowi/Liliyana menjadi angin segar dan motivasi tidak hanya untuk keduanya namun untuk atlet bulutangkis Indonesia lainnya dalam menghadapi turnamen Olimpiade.
Liliyana mengaku, tidak akan menjadikan kemenangan tersebut sebagai beban tetapi motivasi untuk melakukan yang terbaik pada laga Olimpiade nanti.
"Kita tidak akan santai dan lengah malah akan lebih memacu kita, karena negara lain pasti juga akan memperhitungkan kita setelah kemenangan di All England. Maka kita mewaspadai itu," kata Liliyana saat acara penyerahan bonus simbolis di Jakarta, Rabu (21/3).
Prestasi duet yang dibentuk pada Oktober 2010 itu semakin meroket. Mereka diharapkan tetap konsisten.
Pelatih mereka Richard Mainaky mengatakan, rahasia sukses pasangan itu karena Tontowi/Liliyana memiliki disiplin yang tinggi.
"Dua orang itu mempunyai disiplin yang tinggi selain latihan keras, intinya itu. Mereka selalu melakukan semua dengan optimal," katanya.
"Kita lihat apakah mereka bisa memanfaatkan peluang sebaik-baiknya," katanya.
Tontowi mengaku, kekompakannya dengan Liliyana yang semakin solid selain karena komunikasi yang baik juga saling pengertian di antara keduanya.
"Kalau di lapangan saling mengerti maunya permainan apa, di luar lapangan juga begitu," kata pria kelahiran 18 Juli 1987 itu.