Padahal dari survei IDC menyatakan ultrabook yang dibandrol di harga yang lebih dari 1.000 dolar AS akan mengurungkan konsumen untuk membelinya. Perlu beberapa tahun agar ultrabook bisa diterima di masyarakat pada kisaran harga tersebut.
"Kami sudah memperhitungkan kisaran harga yang pas untuk produk kami. Segmen premium akan menjadi target pasar terbesar kita," ungkap Channel Manager PC Department Toshiba Indonesia, Albert Susilo di Jakarta, Kamis (24/11/2011).
Toshiba membanderol harga utrabook perdananya di harga 1.429 dolar AS (sekitar Rp 12 juta) untuk model yang menggunakan prosesor Intel Core i5 dan 1729 dolar AS (sekitar Rp 15 juta) untuk model Intel Core i7. Toshiba mengklaim bahwa produk tersebut merupakan produk tertipis di dunia untuk kelas Ultrabook saat ini. Sehingga, produk ini mampu menjadi daya tarik di kelas premium.
Toshiba Portege Z830 memiliki ketebalan 15,99 mm, lebih tipis 40 persen dibanding seri Portege R830 yang telah diluncurkan sebelumnya. Beratnyapun hanya 1,12 kg, lebih ringan 20 persen dibandingkan pendahulunya.
Disinggung mengenai kenaikan harga perangkat penyimpanan data yang dibenamkan pada ultrabook tersebut, Albert menjelaskan tidak secara langsung akan berpengaruh pada kenaikan harga ultrabook. Selama ini, Toshiba telah memiliki pabrik pembuatan hard disk drive (HDD) maupun SSD di luar Thailand, sehingga tidak akan berpengaruh banyak pada kenaikan harganya, meski pabrik HDD dan SSD di Thailand juga terendam banjir.
"Itu sudah diantisipasi, kalau menggunakan HDD, tentu ultrabook tidak bisa setipis itu. Dengan SSD, ultrabook akan lebih tahan terhadap goncangan. Jadi harga Ultrabook itu sudah reasonable bagi masyarakat," pungkasnya.
Sumber : Kompas.com
