Sistem operasi buatan Google, saat ini menjadi sistem operasi yang paling banyak digunakan pengguna smartphone. Namun, Kepala Eksektutif (CEO) Microsoft. Steve Ballmer, mengkritik Android, karena terbilang tidak user-friendly dan sulit digunakan.
Hal ini diungkapkan Steve Ballmer dalam pertemuan tahunan Web 2.0 Summit du San Francisco, Amerika Serikat. Saat itu, Ballmer sedang membandingkan ponsel yang menggunakan sistem operasi Windows buatan Microsoft, dengan Android.
"Anda tidak perlu menjadi ahli komputer untuk menggunakan ponsel Windows, seperti Anda menggunakan Android," ucap Steve Ballmer. "Sangat sulit bagi saya untuk tertarik kepada ponsel Android," lanjutnya.
Sebaliknya, Ballmer memuji pesaing Microsoft selama satu dekade terakhir, Apple. "Apple jelas kompetitor yang baik, tapi ini hal yang berbeda," ujarnya.
Ballmer kemudian memuji inovasi Apple, yang memasang fitur Siri dalam iPhone 4S-nya. Siri disebut Ballmer sebagai asisten yang sederhana, yang bisa melakukan berbagai hal: dari setting alarm, kirim sms atau email, atau mencari sesuatu dari search engine.
Bersaing Ketat
Walau begitu, Ballmer mengatakan ponsel berbasis Windows lebih baik dari iPhone. Karena Windows mengedepankan kebutuhan utama pengguna seluler.
"Keduanya (iPhone dan ponsel berbasis Windows) akan terasa nyaman di genggaman Anda, dan memiliki fisik yang indah. Tapi ketika Anda menggunakan ponsel Windows, segala informasi ditampilkan di depan dan jadi pusatnya. Anda tak perlu scroll dalam lautan ikon, bla, bla, bla," tutur Ballmer.
"Ponsel berbasis Windows menuntaskan semua kebutuhan Anda," ucap Ballmer.
Ballmer sadar, ponsel Windows harus bersaing ketat dengan Android dalam hal harga. Namun, Ballmer membantah Microsoft akan meluncurkan ponsel produksinya sendiri untuk berhadapan langsung dengan Apple, seperti yang biasa dilakukan perusahaan yang didirikan Bill Gates ini.
"Kami fokus untuk mampu melakukan inovasi dalam hardware. Kami telah sukses menyediakan inovasi hardware sebelumnya, dan kami akan terus melanjutkan ini," tutur Ballmer. | The Telegraph
